Sabtu, 14 Desember 2013

WARGA PERBATASAN SEBATIK, TAK LANCAR BERBAHASA INDONESIA

WARGA PERBATASAN SEBATIK, TAK LANCAR BERBAHASA INDONESIA

Sebatik, Nunukan

Hampir seluruh warga di sepanjang perbatasan Pulau Sebatik, Kalimantan utara (Indonesia) dan Sabah (Malaysia) memiliki permasalahan tidak lancar menggunakan bahasa indonesia. Minimnya sarana dan prasarana Pendidikan membuat daerah ini memiliki warga yang belum dapat membaca dan menulis.

Sebagian besar masyarakat yang menetap di wilayah pelosok terpencil perbatasan Indonesia - Malaysia menghadapi permasalahan dalam berkomuniskasi dengan Bahasa Indonesia, demikian pengamatan saya selama tiga bulan menetap disini. Pembangunan pendidikan di daerah ini perlu di galakkan lebih tinggi lagi.

Desa perbatasan yang terisolir, biasanya memiliki kendala bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia itu dengan lancar. Di antaranya Desa Bergosong kecil. Akses yang ada sangat terbatas. Apabila ingin berkunjung kesana, harus melewati perkebunan sawit, jalan yang rusak dan turun naik selama 1-2 jam. Rata-rata mereka tidak berpendidikan, khususnya para orang tuanya tidak paham bahasa Indonesia, dan dalam berkomunikasi selain menggunakan bahasa daerah, mereka juga lancar menggunakan bahasa Melayu Malaysia.

Eksistensi bahasa indonesia di daerah perbatasan ternyata sudah mengalami pergeseran. Keberadaannya saat ini seolah hanya sebuah tulisan saja, karena pada keadaan yang sebenarnya, bahasa melayu lah yang mengisi kekosongan ini. Identitas sebagai Bangsa Indonesia sedang di pertaruhkan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar