Selasa, 08 April 2014

EKSPRESI MAULID NABI SEBATIK



Menjadi seorang pendidik yang bertugas di pelosok negeri Indonesia memiliki sensasi dan tantangan tersendiri. Tugasnya tak hanya mengajar disekolah namun lebih dari sekedar mengajar. Sudah tujuh bulan ini aku dan empat orang rekanku menginjakkan kaki di tanah Borneo. Dalam proses pengabdian ini ada “beberapa bonus” yang di dapatkan, bonus tersebut tak hanya berkutat dalam dunia per-GURUan saja, atau tambahan gaji semata. Bonus yang dimaksud adalah dapat menikmat keindahan alam Indonesia lengkap dengan budaya-budayanya yang unik.



Siapa yang tidak mengenal Maulid Nabi??
 
Dalam masyarakat Bugis Makassar, masih sangat kental perayaan hari-hari besar Islam dengan nuansa adat kebudayaan suku Bugis Makassar. Salah satunya adalah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Semangat shalawat nabi menggema dimana-mana. Di Indonesia, 12 rabiul awal atau  kelahiran Nabi Muhammad SAW ini disambut begitu meriah oleh mayoritas umat muslim. Islam di Indonesia disebarkan dengan jalan yang apik, ramah, dan baik bukan menggunakan cara kekerasan atau konfrontasi sehingga melahirkan bentuk-bentuk asimilasi dan akulturasi dengan budaya asli Indonesia . Wajar saja jika muslim di bumi pertiwi ini masih kental dengan tradisi nenek moyangnya, dengan sedikit aura dinamisme maupun animisme-nya. Bedanya setelah islam masuk pandangan hidup masyarakat Indonesia berubah dan membuat budaya nenek moyang ini begitu religius.

Berbagai tradisi di seluruh nusantara memiliki kekhasan dan keunikan masing-masing dalam memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW. Tanah bugis merayakannya dalam suatu tradisi turun-menurun dari masa ke masa. Setiap rumah menyiapkan menu makanan untuk dihidangkan kepada para tetangga atau tamu yang berkunjung dan dibawa ke masjid. Hidangan utamanya adalah telur rebus lengkap dengan kulitnya yang berwarna kemerahan dan Sokko [dalam bahasa indonesia ketan]. Hidangan tersebut bukan barang asing bahkan sudah menjadi primadona di kalangan tertentu. Yang paling unik adalah telur telur tersebut dihias menyerupai pohon lengkap dengan pernak pernik lainnya. Telur yang digunakan telah masak dan siap untuk disantap. Untuk versi yang lebih kecil, ibu ibu biasanya akan memasukkan sokko kedalam ember plastik diatasnya akan diberi hiasan bunga telur, mie maupun hidangan lainnya. 

Setelah semua warga berkumpul di masjid, maka akan dilakukan pembacaan doa diiringi dengan sedikit pesan dari tokoh agama setempat. Di puncak acara adalah petugas akan berkeliling membagikan bunga telur yang ada pada pohon-pohon pisang yang telah dihias dengan telur. Usai acara semua warga akan pulang sambil membawa serangkaian bunga telur [terkadang berebut].

tererengg...inilah hasil dari Maulid Nabi
[kami ber-lima, mendapatkan.......]


Maulid Nabi Muhammad SAW di Sekolah Pengabdian bersama Rekan SM-3T

Tidak ada komentar :

Posting Komentar