Rabu, 25 September 2013

Pengabdian ini Takkan Lekang Oleh Waktu



Belum sempat terfikir dalam benakku sebelumnya untuk mengikuti program mengajar dibawah naungan Kementrian Pendidikan Tinggi. Sebuah peristwa besar dalam hidupku terjadi dan akhirnya aku memilih SM3T menjadi bagian dari pilihan hidupku.

Pengalaman mengikuti SM-3T ini dimulai sejak juni, dimana proses pendaftaran berlangsung. Tak kusangka begitu banyak tahapan yang mesti dilalui untuk mengikuti kegiatan ini. Tepat bulan agustus peristiwa bersejarah itu dimulai, aku diterima sebagai calon angkatan tiga SM3T. Selangkah lebih maju dalam batinku, namun terkadang hati dan fikiran ini tidak bisa berjalan beriringan sekaligus.  Kupanjatkan doa kepada Allah, Tuhan semesta alam agar aku diberi sebuah petunjuk yang indah tentang masa depan yang aku ukir di Bumi ini. Kubulatkan tekad untuk mengikuti kegiatan ini dengan segala  konsekuensi yang ada termasuk kehilangan pekerjaan sebelumnya dan meninggalkan kedua orang tua selama 365 hari, atau satu tahun tepatnya. 


SM-3T. . .Tak banyak sarjana pendidikan di negeri garuda ini mengetahui arti penting akronim kata ini, mungkin kurang publikasi dan sosialisasi atau banyak mahasiswa yang tak mau keluar dari zona nyamannya untuk menjadi bagian dari pelosok negeri. Sarjana mendidik di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, begitulah artinya. Program SM-3T dapat dimaknai sebagai program pengabdian bidang pendidikan dalam hal percepatan pembangunan pendidikan daerah 3T.  

Begitu mendengar 3T, pastinya akan banyak bintang-bintang yang uncul di benak, apa si SM3T, dibawah nauangan siapa, ngapain aja neh program, syaratnya apa saja, ada juga yang berfikir dibayar tidak kalo mengikuti program pengabdian ini bahkan setelah ikut sm3t, what’s next??? Sempat terbersit dalam kepalaku, Apa jadinya indonesia ini apabila sarjana yang disebut pembangun bangsa masih berfikir berulang kali ketika mereka akan dikirim untuk menjadi bagian dari daerah 3T.

Baiklah, lupakan sejenak mengenai fikiran pesimis itu, karena saya yakin masih ada banyak sarjana yang mau berdedikasi demi kemajuan negeri..termasuk saya. Akan saya jelaskan makna dari 3T. 3T tersusun oleh 3 kata yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Kata ini yang menjadi cerminan diri dari wilayah yang ada di Indonesia.
1.        Terdepan adalah wilayah-wilayah yang ada di  Indonesia yang menjadi penjaga atau pintu masuk langsung alias berbatasan langsung dengan Negara tetangga. Saya lulusan jurusan geografi, jadi sedikit menggunakan bahasa geografi, biar lebih kereen ya.. :) Sudah terbayang sepertinya, saya berikan perumpamaan. Pintu gerbang sebelah utara Kabupaten Nunukan adalah serawak dan sabah Malaysia. Saya rasa semua sudah tau arti kata terdepan. Jadi bias kita akhiri diskusi tentang makna kata terdepan :).
2.        Yang kedua adalah terluar. Terluar adalah region atau daerah yang terletak di wilayah terluar kepulauan Indonesia, bahkan berbatasan dengan lautan. Indonesia merupakan Negara kepulauan, jadi ada banyak pulau-pulau kecil yang berada jauh dari sekerumunan pulau induk. Pulau yang berada nan jauh disana, bisa disebut daerah terluar. Tapi bukan luar negeri yaa…
3.        Okeh, the last word.. tertinggal.. saya rasa mendengar kata yang terakhir ini detak jantung bedegub lebih kencang seperti gendering yang mau perang.. Nahh.. malah nyanyi,,sedikit refresh otak, biar tidak stress yaa.. lanjut yuk..Begitu mendengar kata ini nyali langsung menciut, miris memang tapi ini kenyataan. Tentunya taka ada orang yang mau mendengar Indonesia memiliki daerah tertinggal. daerah yang dikatakan tertinggal adalah daerah yang belum mengalami kemajuan dalam bidang fisik dan sumberdaya manusia. Bias dimaknai sendiri yaa… 

Kegiatan ini baru dimulai tahun 2011, berlanjut tahun 2012 dan sekarang sudah memasuki angkatan ketiga. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan di sebuah perguruan tinggi negeri Provinsi Lampung tak banyak orang berbagi mengenai kegiatan pengabdian ini.

Bulan September pengalaman baruku dimulai. Aku mendapatkan informasi bahwa aku ditempatkan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebuah tempat yang indah berada di bagian utara Pulau Kalimantan. Senang sedih kurasakan dalam dada, dalam benakku Nunukan adalah daerah yang digunakan sebagai tempat persinggahan atau transit untuk menuju negeri Jiran, begitu berita di televisi yang sering kuputar. Selama satu tahun kedepan aku harus tinggal disana, menjalani hidup layaknya seorang guru yang ada di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia.

Penjaga gawang wilayah Indonesia dari campur tangan negara lain tak bukan adalah mereka yang tinggal di Nunukan. Nasionalisme menjadi hal yang wajib disini. Tempat ini menghadap ke negara yang sangat maju pembangunannya. Kondisi Nunukan yang jauh tertinggal disertai rasa iri dengan kemajuan negara tetangga bisa saja berpotensi melunturkan semangat cinta tanah air. Sebenarnya sudah banyak orang asli Nunukan memiliki fikiran untuk menjadi warga Negara Malaysia ketimbang tetap menjadi warga Negara Indonesia. Miris memang mendengarnya, namun inilah kenyataan pahit yang ada Negaraku... Indonesia.

Ingat kembali untuk mejalankan tugas utaama, mencerdasakan kehidupan bangsa. kota, desa, pelosok, atau perbatasan pun butuh sentuhan seorang guru..
setahun mendidik di perbatasan, semoga tetaplah dikenang arti pentingnya pendidikan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar